Minggu, 16 Januari 2011

Liburan Semester ini saya tidak ke mana-mana.
Saya berlibur di rumah saja. setiap pagi saya bangun pagi tidak seperti hari sekolah. berlibur di 1minggu kurang enak berlibur. berlibur di rumah bosan tidak ada aktifitas. saya setiap hari online terus. kalo makan terlambat terus. besok nya saya di anjak orang tua ku pegi ke hotel jaya karta untuk berenang. udah berenang saya pulang dan beli makan malam. besok nya saya tidak kemana-mana. cuma di rumah maen ps terus. besok nya saya pegi ke rumah nenek datang dan memberi salam. sudah dari rumah nenek saya pulang. besok nya saya tidak pergi jadi saya pegi ke warnet dan maen 3 jam. udah itu saya pulang dan makan siang sampai malam saya tidak keluar rumah. besok nya saya menjemput orang tua ku pergi dari padang. itu lah liburan saya

Kamis, 09 Desember 2010




Nama : Dwi Febrianto
Kelas : 9.4
T.T.L : Palembang, 15-02-1997
Alamat : Km.9 Jln. kebun bunga komp. villa angkasa permai
Nama Ayah : Sarjiman
Pekerjaan : BUMN
Nama Ibu : Hartati
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat Email : dwibobz@yahoo.com
Link Blogdetik : http://dwifebrianto94.blogdetik.com/
Link Blogger : http://xxxdwifxxx.blogspot.com/
Link Facebook : http://www.facebook.com/profile.php?id=100000181308646

Kamis, 02 Desember 2010

BELLATO UNION

bellato
Bellato Union merupakan bangsa petualang yang memiliki ilmu pengetahuan yang tinggi. Dalam menjalani petualangannya, bangsa Bellato banyak didukung dengan berbagai macam teknologi. Bellato mampu membuat Massive Armor Unit (MAU) dan senjata untuk dipergunakan dalam peperangan. Tingkat gravitasi yang tinggi di planet asal Bellato membuat tubuh mereka pendek, tetapi fisik mereka cukup kuat dan pandai. Bellato juga merupakan ahli ekonomi dan berdagang. Keserakahan telah mendorong mereka untuk pergi ke planet lainnya, untuk menjajah dan mendapatkan resources lebih. Untuk memperluas sampai akhir alam semesta, Bellato ingin memastikan bahwa Sektor Novus tidak jatuh dalam kekuasaan Accretia atau Cora. Keinginan untuk tumbuh dan berkembang pasti akan membuat alam semesta diliputi kekacauan.
bellato

Background Story


Peralatan mekanik Bellato semula diproduksi untuk kemajuan penelitian, dan pembangunan bukan untuk keperluan pertempuran. Dalam kemajuan teknologi, berbagai macam Armor Unit diproduksi dalam jumlah besar dan dikembangkan untuk dapat bertahan dalam pertempuran.

Pada pertempuran awal menunjukkan bahwa Armor Unit membawa kemenangan besar untuk Federation. Hal ini membuat pengeluaran biaya pertahanan nasional membengkak, karena banyaknya Armor Unit yang diproduksi untuk pasukan pertahanan. Dalam catatan pertempuran Novus Armor Unit Sebelumnya juga menunjukkan beberapa kali kekalahan dengan Launcher Accretia, dan hal ini melemahkan kekuatan pasukan. Kekalahan ini disebabkan oleh Armor Unit tidak di design untuk kondisi geografis planet Novus, setelah itu hak untuk memproduksi diberikan kepada penduduk Novus, kemudian Armor Unit di desain ulang supaya cocok di planet Novus.

Efisiensi Armor Unit turun dratis karena besarnya biaya operasional, maka komite perdamaian federasi memutuskan untuk menutup pasukan armor unit. Armor Unit dibagi menjadi dua bagian; yaitu tipe Field Unit dan Siege Unit. Siege Unit sangat sulit untuk diproduksi dan memerlukan resource dalam jumlah besar, lebih besar dari anggaran Federasi. Field Unit cocok untuk diproduksi dalam jumlah besar dan ekonomis. Hal ini menyebabkan Field Unit tersebar secara luas. Komite menjadi tidak yakin bagaimana untuk mengatur unit tersebut, sehingga komite memutuskan orang sipil dapat mengatur dan memperdagangkan unit dengan harga yang rendah. Namun aturan dikeluarkan karena besarnya kekuatan yang dimiliki oleh Unit ini, dan untuk memastikan bahwa Unit tidak digunakan diluar kepentingan militer.
mau

Massive Armor Unit (MAU)

Massive Armor Unit atau MAU adalah senjata perang raksasa bangsa Bellato yang bentuknya menyerupai robot. MAU memiliki kemampuan pertahanan dan serangan sangat besar, sehingga MAU mempunyai peranan sangat penting bagi bangsa Bellato dalam pertempuran melawan Accretia dan Cora.
Bangsa bellato mempunyai 2 macam MAU yaitu:

MAU GOLIATH (jarak dekat)

mau

MAU CATAPULT (jarak jauh)

mau

Rabu, 17 November 2010

HIKMAH IDUL ADHA

Sesaat lagi, umat Islam akan menyambut Hari Idul Adha. Saat yang bersamaan, kondisi bangsa ini tengah diharu-birukan oleh beragam bencana. Secara teologi, tanggal 10 Dzulhijjah ialah saat di mana para jamaah haji melakukan pelemparan Jumrah Aqabah, setelah sehari sebelumnya mereka mabit (bermalam) di Muzdalifah. Setelah itu mereka pun melanjutkan mabit di Mina pada tanggal 11-13 Dzulhijjah. Itulah salah satu bagian kewajiban dari ibadah haji yang sedang mereka jalani di Tanah Suci. Ibadah haji yang merupakan rukun Islam memang wajib dilakukan sekali seumur hidup. Menggendong Sejarah Nabi Ibrahim Ahmad Rofi Usmani dalam ‘Teladan Indah Rasulullah dalam Ibadah’ (2005) mengutip pendapat cendekiawan Muslim kenamaan, Ali Syariati. Begini ujar Ali, “Yang terpenting dari ibadah haji ialah kesungguhan untuk menangkap pelajaran sejarah dari tokoh-tokoh yang diperankan, dengan tokoh utamanya: Ibrahim As.”Dengan kata lain, menunaikan ibadah haji berarti memikul (menggendong) peran sejarah kehidupan Ibrahim as. Selama lika-liku perjalanan hidupnya, Nabi Ibrahim As selalu bersikap tawakal (berpasrah diri) kepada Allah Swt. Betapa tidak, sejak Ibrahim akan dilahirkan oleh ibunya cobaan berat sudah menghadang. Dikisahkan, ketika itu ada ketentuan dari penguasa bahwa semua bayi laki-laki harus dibunuh. Ibunya merasa khawatir dan akhirnya Ibrahim dilahirkan di sebuah gua. Barulah setelah ia berumur beberapa minggu, Ibunya membawanya ke kota. Tak hanya itu, dikisahkan pula Ibrahim berani berkata, “Aku tidak takut dengan berhala-berhala dan juga tidak takut kepada Namrud.” Ucapannya ini tersebar ke penjuru kota, sehingga semua orang tahu bahwa Ibrahim telah merendahkan tuhan mereka. Ujung dari peristiwa itu, Ibrahim dibakar hidup-hidup oleh pasukan Raja Namrud. Namun, Allah Swt Maha Kuasa, Ibrahim tetap hidup seperti laiknya orang sehat biasanya. Ya, itulah karakter yang menonjol pada diri Nabi Ibrahim As, yakni sikap bertawakal. Artinya, sikap dari seorang hamba yang menghambakan diri kepada Allah dan menyembah-Nya dengan sepenuhnya (totalitas). Dalam ibadah haji itu juga terkandung tindakan kembali pada fitrah manusia yang azali. Bahwa, kita merupakan makhluk yang lemah, penuh khilaf dan dosa, dan pasti mengharapkan ampunan-Nya di akhirat kelak. Hingga kini, kisah keteladanan Nabi Ibrahim As masih dikenang. Terutama tentang kuatnya sikap tawakal beliau kepada Allah Swt. Momentum Kemanusiaan Apabila kita coba tafsirkan hadis di atas, maka momentum Idul Adha atau Idul Kurban bisa semakin kompleks. Dalam hal ini, kita memaknai bahwa ibadah kurban tidak hanya dapat diterjemahkan sebagai upaya mendekatkan diri kepada Allah Swt, tetapi juga sebagai momentum kemanusiaan (para pengungsi). Dengan begitu, sudah seyogianya ibadah kurban (juga haji) tercermin pula lewat meningkatnya kebajikan dalam bentuk derma, infak, zakat, dsb. Jika kita mau merefleksikan kehidupan Nabi Ibrahim As mungkin kehidupan kita sekarang makin jauh dari nilai-nilai Islam, salah satunya ialah bertawakal. Nah, saatnyalah kini kita ubah bahwa orientasi ibadah Idul Adha tak sekadar rutinitas keagamaan saja. Lebih dari itu, momentum tersebut bisa kita manfaatkan untuk mendorong masyarakat agar mau mengaktualisasikan kesalehan individual menjadi kesalehan sosial. Dalam konteks sekarang, sikap bertawakal kepada Allah Swt semestinya bisa diwujudkan dengan rasa kepedulian terhadap sesama, sensitivitas, dan solidaritas sosial. Dari situ kita pun bisa menghindari kecemburuan sosial. Pemberian hewan kurban bisa kita lanjutkan dengan program kesejahteraan dan pengentasan kemiskinan. Itu berarti, kita sedang mewujudkan bahwa Islam ialah agama yang penuh rahmat bagi sekalian alam (rahmatan lil alamin). Secara kelembagaan, kita sudah memiliki Baitulmaal Muamalat dan bank-bank berbasis ekonomi syariah. Hanya saja, pengelolaan keduanya belumlah maksimal, dan sangat perlu kita dukung terus kinerjanya. Untuk itu, sekali lagi kita tegaskan bahwa momentum Idul Adha tidak sekadar ritual keagamaan. Lebih dari itu, semestinyalah kita wujudkan kesalehan sosial. Dengan begitu, Islam akan menjadi faktor kemajuan bangsa ini. Selamat Hari Idul Adha! q - k. (1955-2010).